Pages

20 October 2012

Menjadi Relawan


Hari ini satu pekerjaan yang lumayan menyita energi selesai saya kerjakan. Alhamdulillah. Meskipun menyusun studi kelayakan dan market analysis sudah biasa dikerjakan, namun kali ini terasa lebih memuaskan.

Setelah saya email, respon sementara dari klien mengatakan cukup puas dengan hasil survey dan draf pertama laporan. Pernyataan ini sudah cukup memberikan kepuasan tersendiri. Meskipun beberapa minggu ke depan saya harus kembali merevisi laporan dan mempertajam analisa, namun selesainya tahapan ini sungguh suatu kebanggaan. Karena saya mengerjakan semua ini secara voluntary alias pro bono.

Ilustrasi: seorang relawan BwB di tempat klien
Sudah empat bulan lebih saya terdaftar sebagai volunteer di BankersWithoutBorders (BwB), sebuah program relawan profesional dari Grameen Foundation, namun belum ada berita kapan mulai volunteering. Tujuan utama BwB adalah membantu berbagai lembaga keuangan mikro di dunia berkembang, terutama yang membutuhkan bantuan teknis dan tenaga ahli dalam mengembangkan produk dan lembaganya. Meskipun belum ahli, namun saya sangat berminat dalam membantu pengembangan kelembagaan institusi microfinance.

Dengan izin Allah, beberapa minggu yang lalu Islamic Relief Worldwide (IRW) meminta saya untuk menulis satu laporan tentang prospek corporate waqf di tiga negara sebagai model pengembangan pemberdayaan masyarakat dan keuangan mikro mereka. Dengan senang hati dan penuh semangat, saya sampaikan kesediaan dan kesanggupan menyelesaikan laporan dalam waktu 15 hari.

Meskipun pekerjaanya bukan dari BwB, yang sangat diharapkan, saya benar-benar tumpahkan tenaga dan pikiran untuk tugas dari IRW. Berbagai training online yang saya ikuti sebagai syarat menjadi volunteer BwB ternyata sangat membantu dalam melaksanakan tugas ini dengan baik.

Meskipun waqf belum pernah saya kerjakan sebelumnya, namun motivasi yang besar dan karena ingin mendalami sesuatu yang baru dengan proses yang baru pula, membuat pekerjaan selesai dengan hasil yang cukup memuaskan. First draft in two weeks! Biasanya saya meminta waktu 1-2 bulan untuk scope kerja seperti ini, apalagi cakupannya meliputi tiga negara: Malaysia, Pakistan dan Turki.

Sambil deg-degan menunggu komentar dari mitra kerja, saya merasa cukup puas dan at least sudah belajar banyak dari proses ini. Ada beberapa hal yang bisa di-share dari pengalaman sebagai relawan profesional, kalau boleh disebut begitu, diantaranya:
  •  Komitmen sangat penting untuk menyelesaikan pekerjaan sukarela. Hari pertama saya mulai mengerjakan laporan, hard disk laptop saya tiba-tiba crashed. Di tengah kebingungan mengganti hard disk baru, dan ternyata kemudian juga harus membeli Mac OS X dan kabel HDD yang baru, saya meneruskan pekerjaan dengan laptop anak saya yang menggunakan Windows. Setengah kagok dan harus menyesuaikan lagi posisi keyboard dan tampilan MS Word, saya bertekad menulis dan riset minimal 3-4 jam sehari, disamping tetap mengerjakan tugas-tugas lainnya. Alhamdulillah, dalam waktu 14 hari draf pertama selesai saya buat, dan masih dalam deadline yang disepakati.
  • Komunikasi dengan counterpart sangat penting, terutama tentang scope of work atau term of reference yang jelas. Setiap concern atau sesuatu yang kurang jelas, baik jadwal kerja maupun ekspektasi klien terhadap laporan/deliverables, harus kita komunikasikan dengan baik untuk menghindari kesalahpahaman. Satu poin yang saya email beberapa kali adalah definisi corporate waqf bagi tim IRW. Dalam riset yang lakukan, saya temui bahwa corporate waqf  mempunyai dua arti yang berbeda; a) bisa berarti pengelolaan waqf secara korporasi, dan bisa juga berarti b) mobilisasi dana waqf dari perusahaan-perusahaan. Ini saya sampaikan dan IRW kemudian memberikan klarifikasi apa yang mereka inginkan, yaitu dua-duanya.
  • Volunteering hanyalah mekanisme hubungan kerja, selebihnya sama saja dengan pekerjaan lainnya. Sebagaimana layaknya assignment yang lain, menjadi volunteer tidak menyebabkan SOW atau TOR bisa kita abaikan atau sederhanakan karena kita tidak dibayar oleh siapapun. Malahan, bagi saya, pekerjaan ini merupakan pilihan kita sendiri dan karenanya harus selesai dengan sebaik-baiknya.
  • Kesempatan menjadi relawan bisa dari mana saja, tidak harus dari lembaga yang pertama atau terlebih dahulu kita inginkan. Saya masih aktif mengikuti perkembangan BwB, namun perkenalan dengan IRW membuka wawasan baru. Islamic Relief Worldwide sendiri bukanlah lembaga mikro yang tidak mampu membayar tenaga profesional, namun sebagai lembaga charity dan nirlaba, IRW sudah terbiasa dan mempekerjakan banyak volunteer diseluruh dunia. Relawan ini terutama banyak membantu untuk menggalang dana, pekerjaan emergency response di daerah bencana atau tugas kemanusiaan yang lain. Jadi tugas yang diberikan kepada saya pun untuk dimanfaatkan bagi tujuan yang insya Allah mulia dan tidak untuk mencari keuntungaan.
  • Terus belajar dan membangun jaringan. Saya belajar banyak hal dalam proses menjadi relawan ini, selain sebelumnya sudah menghabiskan waktu belasan jam untuk memahami proses volunteering di BwB. Saya mendalami dan belajar ilmu baru tentang microfinance, corporate waqf, dan yang paling berkesan menemukan komunitas baru yang sangat dinamis. Saya baru sadar sekarang ternyata komunitas relawan profesional sudah lama berkembang dan sangat banyak variasinya. Yang terbesar mungkin adalah VSO, yang mencari dan menempatkan volunteer profesional selama 1-2 tahun di negara-negara berkembang. Banyak yang antri untuk menunggu kesempatan menjadi relawan lembaga ini. Ada juga beberapa lembaga sejenis VSO yang mengenakan biaya bagi orang yang ingin berpartisipasi, dan tidak perlu antri, terutama yang ingin mengisi gap year sehabis kuliah atau pindah pekerjaan.
  • Terbuka peluang untuk membuat jaringan relawan profesional iB untuk membantu lembaga-lembaga keuangan mikro syariah di Indonesia. Ini insya Allah sudah mulai digulirkan, namun butuh waktu dan barangkali kesungguhan untuk menjalankannya. Beberapa-orang teman sudah mulai mendiskusikan prospek dan bagaimana menggerakkannya di Group Indonesian Islamic Finance Community di Linkedin. 

Sungguh, pengalaman menjadi relawan ini sangat berarti bagi saya. Selain memberi kepuasan karena menyelesaikan suatu pekerjaan kemanusiaan, kesempatan berinteraksi dengan lembaga dan jaringan profesional baru sungguh pengalaman yang sangat berharga. 

Saya sangat senang kalau pembaca dengan pengalaman serupa bisa juga sharing pengalamannya di bagian “comment” di bawah ini, link tulisan/blog juga boleh.***



No comments: